tatkala melihat wajahnya si seri,
tatkala melihat senyumannya si puteri,
tatkala melihat indahnya budi,
bagaikan hari ternanti-nanti,
terasa tercuit tak terperi,
tertanya-tanya siapakah si puteri,
hati ini tercuit lagi,
menanti wajahnya bak seri,
menanti senyumannya bak puteri,
menanti indahnya budi pekerti,
terlihat malam nampaknya mentari,
terlihat siang terasa pergi,
oh hati mengapa begini,
tatapan tercuit dicuri lagi,
termenung makin terjadi-jadi,
senyuman rasa tak terperi ,
sedih terasa berlalu pergi,
rindu asyik tak tertahan lagi,
air mata rindu tangisan hati,
mengenang wajah seri si puteri,
wahai puteri si payung hati,
wahai intan sinar terangi,
terimalah hati kotor ini,
tiadalah budi malahan pekerti,
tapi punya hajat di hati,
harap menjadi si suami,
kepadamu wahai si puteri,
wahai hati wahai budi,
andainya dunia bukan disisi,
harap di akhirat mungkin terjadi,
menjadi pasangan syurga Illahi,
dibawah lindugan berkat Illahi,
bersama iringan para bidadari,
berkat doa rasul dan para solihin.
No comments:
Post a Comment